Sabtu (24/08), Iqbal, yang sebenernya orang Surabaya tapi sukanya ngepoin daerah-daerah di Malang, berkunjung sebelum ospek. Dia naek kereta dari Surabaya ke Malang jam 5 pagi. Jam 8 kurang dia dengan tingkat kegantengan yang tidak direstui oleh siapapun turun di stasiun Kotabaru.
Awalnya, si Gaby, penganut frontalisme, memberikan option antara wisata ala pecinta alam kayak ke pantai kek, hiking kek, ke air terjun kek, ato wisata ala anak gaul : ngemall, nongkrong di kafe, nonton. Dua di antara tiga peserta wisata milih ke air terjun Coban Rondo :3
Meskipun kami bertiga anak sosialita, kemana-mana tetep ngangkot. Saya sudah pake pakaian lengkap plus sepatu kets dan ransel. Iqbal juga begitu, bawa ransel sama pake sendal crocs, gayanya udah kayak mau backpacking ke Myanmar. Gaby, yang basicnya anak mall, bawa tas cantik sama sendal, dikiranya kami bakal bergaol ke Matos.
Ternyata biaya melancong dadakan ini cukup mahal guys! Dari Kotabaru kami ngangkot ke terminal Landungsari, dari sana naik bus ke Coban Rondo. Biaya dari stasiun sampe coban, sekitar 10rb (angkot 3rb, bus 7rb). Kata Iqbal udah lebih mahal dari kereta Surabaya-Malang yang PP cuma 8rb. Udah gitu, kami nggak bisa jalan kaki dari "gang" ke coban, jauhnya sekitar 5 kiloan. Jadi kami menyewa jasa ojek, yang ternyata harga sekali naik cukup buat makan anak kuliahan yang lagi ngekos di akhir bulan, 15rb. Naik-turun coban, udah 30rb T.T
![]() |
trio kwek-kwek wisata |
![]() |
still trio kwek kwek beraksi |
![]() |
never enough |
Perjalanan kami nggak berhenti di situ, kami lanjut ke Alun-alun kota Batu yang buagus. Kami sempet naik bianglala juga, biasalah.. di mall nggak ada bianglala ._.
Setelah itu, kami pulang.. Pelajaran hari ini : ternyata nggak cuma mall aja yang seru.
No comments:
Post a Comment