Labels

Jan 6, 2015

Bucket List : The Achieved List

Haaaaah... semester dua udah mulai tjoy! Harusnya review yang saya janjikan di blog sudah di post, tapi jadi pun tidak belum. Skip dulu deh ahahahaha.

Kemaren Senin (hari pertama kuliah) diawali kuliah Wicara Publik yang w-o-w sekali. Pak dosen membuka kuliah dengan... video motivasi. Videonya udah saya tonton berrrrrrpuluh-puluh kali. Mungkin dari SMP, SMA, dan sekarang lagi.. tapi baru ngenanya sekarang, karena otak saya udah mulai berpikiran ke masa depan.

Videonya tentang orang yang nulis 100 mimpi-mimpinya dan secara ajaib semua yang ada di list itu jadi nyata. Kemudian dia mulai nulis lagi setiap mimpi-mimpinya, lebih dari 100. Ajaib bin ajaib, bukan sulap bukan sihir, seakan-akan apa yang dia harapkan jadi nyata. Padahal kan, belum tentu Tuhan memberi apa yang kita inginkan. Tapi, rahasia Tuhan memang jauh lebih dari indah. Tuhan memberi apa yang manusia butuhkan, yang terbaik.

Lalu saya mulai menulis apa yang saya inginkan. Ketika list itu sudah jadi (dan ternyata nggak sampe 100, rata-rata harapan dan mimpi cetek), saya tergoda untuk melakukan sesuatu yang lain. Ingat-ingat kembali harapan apa yang sudah tercapai sebelumnya.

Ikut Main Teater
Saya selalu suka pertunjukan teater. Liat orang-orang yang main teater dan bagaimana mereka berperan jadi orang lain di atas panggung. Otak saya mulai bertanya-tanya "ini orang kok bisa ya begitu? Apa yang ada di pikiran mereka, bisa sampe kayak gitu?". Pas masuk SMA saya langsung menentukan ekskul apa yang ingin saya ikuti. Teater, karena saya pengen banget main teater!

Harapan saya kesampaian. Saya bisa main teater di hadapan teman-teman satu sekolah. Akhirnya, bisa dapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan bodoh di kepala saya.


Peluk Singa
Ibu saya anti kucing, kucing segala jenis, jadi anak-anaknya nggak boleh yang ada pelihara kucing dalam bentuk apapun. Tapi I'm a rebel, jadi saya pengen banget punya singa. Singa itu gaul, men! Singa itu bener-bener gaul (alasan paling nggak logis). Jadi saya pengen liat singa langsung, kalo bisa meluk.

Emang, ini harapan atau mimpi yang liar. Sekali saya peluk singa beneran yang gede, menit berikutnya.. mungkin saya pulang tinggal nama. Tapiiii tapi tapi, saya bisa meluk singa beneran mamen! Anak singa maksudnya... dan itu idup! Gimana, garang nggak?


Pergi ke Bali
Dulu dari jaman SD SMP, Bali itu hanya mimpi buat saya. Iya Bali, yang di situ doang. Buat anda-anda, kamu-kamu, serta kalian-kalian mungkin Bali itu cetek, ujung kuku doang. Buat saya yang ortunya nggak suka liburan ke mana-mana karena nggak punya uang banyak buat liburan ala hedonis, Bali adalah Neverland!

Saya selalu berharap dalam hati agar bisa suatu hari nanti bisa mengunjungi Bali. Ternyata bener loh! Saya akhirnya bisa liat Bali pake mata kepala sendiri, bukan pake kamera orang atau TV. Bonus, ke Bali gratis lagi! Transport, makan, hotel ditanggung penyelenggara. Cuma bawa duit buat jaga-jaga kalo butuh sesuatu (akhirnya duitnya abis buat belanja oleh-oleh, hedon juga ding -_-) Sebenernya ke Bali buat acara workshop, tapi bablas juga sama mainnya. Baca ini nih

foto hasil jepretan kamera HP jaman purba
nggak lagi syuting FTV

Bikin Film
Berhubung tadi cerita ke Bali, pasti nyambungnya ke acara workshop film. Jadi ceritanya, saya suka nge-video adegan-adegan temen-temen saya pas kelas 3 SMP. Amatir sih, buat lucu-lucuan doang kali aja bisa muncul di AFV. Terus iseng punya harapan bikin film ah, yang kerenan dikit gitu. Pas SMA, ketika salah satu video hasil gila-gilaan itu ter-upload dan bersambung ke event-event yang lebih dahsyat lagi, saya bisa sampe di Bali untuk bikin film, bonusnya lagi program besar ini juga termasuk teman-teman dari luar negeri. Indonesia akan jadi tim dengan Rumania dan Uganda.


Ada banyak hal yang saya pelajari dari workshop ini, selain cuma bikin film. Saya bisa kenal dengan teman-teman baru dari luar kota saya. They are one of the greatest part of my life!

Makan Nutella
Ini satu hal gila dan cetek juga sih, karena liat Nutella di Internet. Waktu itu belum aaaada Nutella di Malang. Ngimpi dulu baru bisa makan Nutella. Tapi akhirnya setelah Nutella bisa didapatkan di supermarket terdekat, saya langsung nabung mati-matian. Haha


Punya Pacar Bule
Ahahahahahahaha iya ini juga cetek. Mimpi masa muda yang liar.. tapi akhirnya kesampaian. Semoga jadi calon suami juga ya Mas... (kuliah dulu yang bener! -_-). Btw, saya ga punya foto bareng sama pacar, punyanya foto kue 2nd anniversary yang akhirnya saya makan sendiri. Cuma tiup lilinnya 'bareng' ahahahaha.


Kumpul Lagi Sama EinBlickers
Setelah pulang dari Bali, EinBlickers adalah yang paling saya rindukan, 20 orang keren, gaul, dan rempong. Pengen rasanya kami kumpul lagi, reunian, dan sudah mulai berencana seperti itu, tapi susah diwujudkan karena kami masih SMA.

Meskipun begitu, kami akhirnya bisa kumpul lagi di Jakarta. Dan kali ini kumpulnya lebih heboh! Sayangnya, kami nggak kumpul lengkap, cuma 16 orang yang hadir.

Lainnya pada mencar, segini doang yang foto
Di sana, kami ikut acara karnaval dongeng, workshop artikel, dan premiere film kami! Pas acara karnaval itu, saya bisa jadi 'red riding hood' selama satu hari, meskipun tudung merah versi jumbo sih kayaknya.


Gita ceritanya jadi penyihir jahat, tapi dia cantik sih jadi nggak jahat -_-
Sayangnya lagi, kami nggak akan pernah kumpul lengkap 20 lagi, karena satu dari kami sudah pergi ke tempat yang lebih baik dari bumi. Mimpi kami untuk kumpul lengkap suatu hari nanti akan sangat lama sekali tercapainya :')

Punya Keberanian Donor Darah
Oke, ini cerita yang bener kenapa saya mulai donor. Banyak orang yang awalnya takut disuntik. Apalagi buat diambil darahnya, yang harus ditusuk jarum yang gede dulu. Saya salah satunya. Saya selalu malu kalo harus mengakui saya takut jarum. Jadi, saya pernah berharap agar ketakutan saya ini tiba-tiba hilang.

Entah kenapa hari itu pengen ikut ayah saya donor. Jadi saya pergi dengan keringat dingin dan jantung yang rasanya udah mau keluar lewat hidung. Takut, yes. Tapi tiba-tiba ada pikiran, bahwa mungkin di suatu tempat ada orang yang butuh darah saya, gimana kalo orang ini... sangat butuh sekali... hingga dia berubah jadi vampir.. jadi dia datang dengan gigi tajam... yang ditancap di lengan saya... pasti lebih sakit dari hanya sebuah jarum yang emang gede sih.. tapi lebih sakit kalo pake ditusuk pake gigi tajam... oke deh saya mau donor. Btw kenapa Edward Cullen nggak ke PMI aja ya? Donor, maksud saya.. ._.

Donor ke-3
Tapi nggak segitunya juga sih. Saya bener-bener berpikiran gimana kalo ada yang butuh darah B, mendesak, dan saya punya kesempatan untuk mendonorkan darah saya. Tinggal mau apa nggak.

Haaah... banyak ya ternyata harapan dan mimpi yang sudah terkabul. Entah itu dengan usaha dulu atau tiba-tiba muncul kesempatan cuma-cuma, segalanya harus disyukuri. Sekarang tinggal baca lagi bucket list saya, kemudian berdoa, berusaha, bersyukur. Wish me tooooons of luuuuuuucks! :'))

Jan 1, 2015

My New Year Message

2014 was only few times ago. I've been wondering and sorting things.. mostly about what have I done in the past 365 days. In the end, there are "wow I can't believe I did it!' things and "aww I should have done it" things. Like.. I can't believe I (finally) started learning French, I can't believe I got into university, but the other thing was like.. I should have studied harder, I should have learnt Finnish. But seriously, I have noooooo regret! No regret at all.

2015 is here now but I haven't made any resolution yet! It seems quite obvious that "stop procrastinating" still the first on the list haha! I was thinking to replace it with "stop being lazy" tho, but I realized that it's just the same thing. I am truly the human version of sloth.

Sometimes I ask myself, what are we actually celebrating? It's a celebration which marks a new beginning. Oh come on.. if it is that simple, then we should celebrate "new day" too! Doesn't that sounds cool, we celebrate every single day with fireworks and roasted corn? New day also marks a new beginning, doesn't it? What makes the difference is.. new year is celebrated on Dec 31, while new day is half heartedly celebrated because sometimes we forget about what day is today or what date is today.

Behind all of failures I had this year, I found a reason why I don't take new year as serious matter and think that new day is more important. I saw myself have no big differences than I was before. I lost a lot of chances to change myself because I thought "I could do that next year". It's not right. There are 365 days in a year and I procrastinated everything for 365 days. I set a goal to be a better person but I failed. Now it's crystal clear.

Everyone wishes for everything to be better, to get all the things we want, but we can't always get what we want. For example, me. I've always wanted tried to get into International Relations, but I ended up learning Indonesian Literature. I learnt that it is actually our task to see and make everything we get eventually be the best for us. Don't be greedy, be grateful instead!

We actually have the chance to change every day. We don't need to wait until Dec 31 to celebrate New Year just because it marks a new beginning. A new beginning starts every morning we wake up and determine ourselves to change. So from now on, my resolutions wouldn't only be made for one year term. I'd make it every day, every month, every 3 months, every 6 months, and everytime I want. I set my goal to show a positive difference at least from who I was yesterday.

And also.. I think it's not right to celebrate New Year with all those fun while somebody has just lost one or two family members. My prayers and thoughts go out to AirAsia's passengers and families, to Banjarnegara landslide's victims and families and other disasters happened in Indonesia from 2014.

But if you still want to celebrate NYE, here I send you boiled corn and boiled corn eaten with milk (pictures only, sorry :p)