Labels

Oct 25, 2016

(-,-)

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to know you're alive. 


The irony.. when someone you love the most is the first one to leave. 

P.S : Everyone knows this song ey?

Aug 6, 2016

Card-to-Post 1

When my boyfriend and I decided to start sending each other a postcard, I thought it would be so much fun. When did the last time a couple sending each other a postcard in this century? The bookstores in this town gave me the answer : they can't even remember.

I visited almost every bookstore I could find yesterday, only to find a simple postcard. However, most of those bookstores don't sell postcards anymore and it frustrated me. Even the chasier girl told me that postcards are so last year and suggested me to go to the post office to buy them. I couldn't express myself how upset I am about this and I left.

I gave boyfriend a call and told him everything, he was upset as well. How could they don't sell postcards anymore while it's a common thing to buy there in Finland? Well, it's a place where people prefer to get a call instead of postcards. People use text messages, skype, whatsapp, facebook, and instagram to exchange pictures and words. The cashier girl was right, apparently, postcards are so last year.

But hey, I finally found a postcard. The postcard isn't the one I expected actually but it isn't that bad. I expected to get a cute postcard, maybe a bit colorful, but all I got was a postcard with a picture of a monument in my city. Well, even the picture is not an updated one since the monument has been tastefully renovated, it even has a park around it now. But I won't complain. I got what I need. Mission accomplished.



Well, practically not yet, I still have to send them.

So the next day I wrote something on it, the addressee's address as well. This was also somewhat confusing : what to write?! I had limited space to write and I wanted to tell so many things on it. I even googled about what people would write on their postcard. It was so embarrassing actually, that I had to google such a simple thing. I eventually decided to write something cliché.




About the lollipop thing, that was true. NO ONE ALLOWS ME TO SEND LOLLIPOP ON A POSTCARD. It broke my heart.

Nevertheless, I went to post office to send them, of course. I had to buy the stamps first, the lady there told me they have two kind of stamps: the big one and the small one. She looked at my postcard and told me, "You definitely need the small one". There was not much space for the stamps.

The pink stamps, you can see on the pict, were supposed to be birthday greeting stamps. Janne's birthday is on March, but I had no choice other than to accept those stamps and put it on my postcards. It needed a while for the glue to dry, even when I left the postcard there the lady said she would put the postcard on the table for some times and wait for it to dry. I had no idea if she would finally send it or just put it there for like... a year.. but I'm quite sure no one will keep my postcard on the table for a year.

So yeah, I sent it. I felt soooo cool and satisfied when I left the post office that day. I sent something abroad, something I hadn't done before and it was not difficult at all. Back then in elementry school, I had one lesson about sending someone a postcard, like how to write an address properly and what to write on a postcard but I never actually sent them. Years from that day I never thought I'd actually send one, it was great. I didn't have to use whatsapp, skype, or facebook to say hi. We got a chance to know how it feels to wait patiently for something you like the most.

I'm sure I will be back to the post office next months and send another postcards... which I print it myself :')


Jun 30, 2016

Bentuk Kekerasan yang Berbeda tapi Tidak Apa-apa

Suatu hari kejadian buruk menimpa saya. Kejadian ini membuat saya merasa sangat tidak enak dan saya enggan untuk berada di sekitar tempat di mana kejadian ini terjadi. Sayangnya, terkadang kebanyakan orang yang berada di sana tidak membuat saya merasa lebih baik. Bahkan mereka sama sekali tidak berusaha membuat saya merasa lebih baik, mereka bertindak sebaliknya. 

Dalam perjalanan pulang, saya teringat percakapan dengan Ken di twitter 2 tahun lalu, ketika Ken mengutip Kou Yoneda : 

People are... Full of contradictions. They're lonely. And then they're not. They're missed. And then they're not.

Agak lucu buat saya sebenernya. Terkadang banyak sekali orang yang mendorong orang lain untuk berbuat sesuatu dan ketika orang lain itu melakukannya, ia akan dihajar habis-habisan. Sungguh sangat bertentangan dengan apa yang mereka katakan sebelumnya. Kontradiksi.

Jadi ceritanya, kemarin saya dihajar habis-habisan sebagai akibat perbuatan yang saya lakukan. Saya salah, saya tidak akan berkata sebaliknya. Sebagai balasannya, saya tidak hanya diberi ucapan 'ya kamu salah', tapi juga tertawaan dan pandangan menghina. Jujur saja, apa yang terjadi saat itu membuat hati saya tercabik. Tapi tidak apa-apa, what doesn't kill you makes you stronger. 

Saya merasa sebenarnya orang lain tidak perlu sebegitu jahatnya. Mereka bilang jangan takut untuk berbuat kesalahan, dari situ kita bisa belajar. Kesalahan telah dibuat dan sayangnya orang-orang jahat ini tidak membuat pelajaran ini menjadi mudah. Mereka membuat semuanya menjadi rumit dan lebih parah lagi, menyakitkan. Kontradiksi.

Saya diam-diam ingin bertukar peran. Bagaimana jika saya melepaskan sepatu saya kemudian menjejalkannya ke kaki mereka? Menarik. Tapi saya tidak akan mencoba karena ini hanya keinginan diam-diam. Saya hanya ingin merasakan bagaimana menertawakan orang lain yang sedang mengalami kesialan dan memutar mata saya dengan masalah mereka, 'hadeh, apa deh, ga paham sama ini ya? Ga pernah ikut itu ya? Hadeh, nggilani, norak, kampungan, sotoy, sok, lalala-lilili'.

Haha, tidak apa-apa. Sepatu saya memang tidak cocok untuk mereka. Atau juga sebaliknya.

Pernah suatu kali saya merasa bahwa sebuah tawa adalah bentuk kekerasan yang berbeda. Seperti ada jenis tertawa yang membuat orang lain merasa tidak bahagia. Tapi sepertinya memang ada. Misalnya tawa yang membuat orang lain merasa malu ketika masuk kelas dengan potongan rambut baru dan tawa yang membuat orang lain sedih karena dihina. Diam-diam tawa ternyata juga sebuah kekerasan. 

Do you know why people like violence? It is because it feels good. Humans find violence deeply satisfying. But remove the satisfaction, and the act becomes... hollow.
- Alan Turing played by Benedict Cumberbatch, The Imitation Game

It is satisfying. Tertawa yang demikian itu memang memuaskan. Apalah yang lebih baik daripada melihat orang yang tidak kita sukai jatuh dan kita bisa tertawa karena itu? Dan jika dia yang menang kita akan berusaha membuatnya tidak menang juga. Ini tuh seperti permainan kartu, bisa kartu UNO : kalau kamu belum bisa menang, setidaknya jangan buat temanmu menang. Ketika kamu menang, maka tertawalah. Apalah tawa tanpa rasa kepuasan?

Tapi temanmu bukan pelawak yang sengaja melemparkan dirinya untuk menjadi lucu.

Oke, saya tidak apa-apa. Orang lain tidak bisa berhenti menertawakan dan membicarakan karena itu sumber kebahagiaan mereka. Mungkin itu bentuk kekerasan yang dilakukan orang-orang yang tidak suka kekerasan, kontradiksi. Saya salah, saya mengakui dan tidak berkata sebaliknya, tetapi saya memaafkan diri saya. Menyalahkan diri sendiri tidak akan menyelesaikan masalah dengan lebih cepat.


The fact is, forgiveness is the quickest shortcut to beginning again and refocusing on what matters. This doesn’t mean we let ourselves off the hook, we learn from it and release the burden so we can begin to be of service to ourselves and others. - Elisha Goldstein

Selamat siang. 




Jan 10, 2016

Situs Gaul untuk Belajar Bahasa

Banyak banget orang-prang di blog me-reveal target mereka di blog. Sahabat saya akan jadi seorang reviewer handal tahun ini. Saya memilih jalan lain. Salah satu target saya di tahun 2016 ini adalah bisa jadi polyglot. Jadi, tahun ini saya harus menyempurnakan kemampuan berbahasa Inggris saya, memperbaiki kemampuan berbahasa Jerman saya, belajar bahasa Perancis dengan serius, dan bisa rajin latihan bahasa Thailand di kelas Thai. Sederhana, dan saya punya 365 hari untuk mencoba (3 hari pertama hilang ditelan kemalasan dan hari ke-4 mulai belajar bahasa Thai).

Belajar bahasa asing memang kesannya elit dan mahal. Saya dulu les bahasa Inggris cukup banyak menghabiskan uang. Anehnya, ketika les dulu saya biasa-biasa aja, ngomong Inggrisnya juga standar abis, dan kalo ada kompetisi apa gitu dulu di kelas, saya cuma dapat peringkat tiga.... dari tiga orang. Malah ketika SMP, ketika sudah mengenal film-film bersubtitle bahasa Inggris dan radio (maklum, dulu internet dan MP3 bukan barang gaul macam sekarang), kemampuan bahasa Inggris saya berkembang jauh lebih baik.

Belum lagi cerita dari mahasiswa-mahasiswa Thailand yang menghabiskan 50.000 Baht untuk ke Indonesia, belajar bahasa Indonesia, dan KKN. Yah, sepadan sih karena begitu lulus dari Indonesia mereka langsung wisuda (kata Kak Mew). 

Sekarang, ketika sudah kuliah dan internet adalah salah satu sumber utama kebahagiaan, saya berpendapat "Learning a language in which you can't see the teacher should be free." Yeah. Belajar bahasa asing di mana kita tidak bisa ketemu gurunya, harusnya gratis. Secara kita kan belajarnya nggak pake tutor-tutoran dan guru-guruan. Nah, berbekal kuota yang pas-pasan dan wifi kampus yang kembang kempis, saya bikin list situs-situs gaul untuk belajar bahasa di Internet versi saya.

Sebenarnya ini bukan situs yang khusus belajar bahasa, tapi mirip facebook dan email dijadikan satu. Senangnya, di sini ada fitur yang memperbolehkan kita memasang interest pada bahasa-bahasa dan negara tertentu. Jadi kita bisa mencari teman yang bahasa ibunya bahasa Inggris. Bagusnya lagi, karena kita belajar langsung dengan native, kita bisa belajar budaya mereka juga. Yah, secara bahasa dan budaya kan satu paket.

Tapi pakai interpals harus super sabar. Nggak semua orang ingin bicara dengan kita dan nggak semua orang ingin belajar bahasa kita. Jadi kadang kita udah susah-susah bikin message yang menarik, tapi ga dibalas. Yaudah sih haha. Juga, kecenderungan untuk ngobrol ngalor kidul sangat tinggi, jadi kadang lupa poin utamanya adalah belajar bahasa bukan cuma ngobrol-ngobrol. Kadang juga banyak orang yang menggunakan situs ini seakan dating sites di mana banyak orang bisa mencari pacar dan istri sesuka hati. Ignore aja kalo ada yang begini.

But yeah, situs yang bagus buat cari teman dan belajar banyak hal. Gunakan situs ini dengan pikiran terbuka.

Duolingo



Duolingo sudah hadir di tengah-tengah kita sejak 2011. Saya sendiri sudah signed up sejak 2014 dan sangat menikmatinya. Situs ini menyediakan sarana belajar bahasa yang menarik dan menyenangkan. Latihan-latihan diberikan dengan dikte, jadi kita bisa melatih pendengaran kita dan menirukan pelafalan para speaker. Di situs ini kita bisa belajar merangkai kata, menulis kembali, mentranslate kata atau kalimat, mencocokkan gambar, hingga menambah vocab dan berbicara. Selain itu, ada tips dan penjelasan yang sangat tertata rapi baik ketika kita sedang belajar maupun selesai belajar. Tips dan penjelasan ini bisa kita baca kapanpun kita mau.

Sistem di situs ini juga memperhitungkan kemampuan kita mengingat. Jadi andaikata kita tidak 'belajar' dalam waktu lama, skill yang sudah kita pelajari akan menurun. Mau tidak mau kita harus menguatkan skill itu lagi supaya naik, atau dalam kata lain... mereview. Ulang dari awal. Semakin tinggi skill semakin baik.



Sayangnya courses yang tersedia di situs ini kebanyakan dalam bahasa Inggris. Ada beberapa bahasa yang bisa kita pilih, ada bahasa Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Spanyol, dsb untuk para english speaker. Beberapa memang sudah ada, tapi ya gitu, masih dalam tahap pengembangan. Kebanyakan bahasa yang ditawarkan adalah bahasa-bahasa negara di Eropa. Beberapa bahasa sedang digodok supaya bisa dipelajari di situs ini, salah satunya bahasa kita, bahasa Indonesia!

Tapi karena situs ini sudah dirancang sedemikian rupa, kita otomatis tidak bisa melihat gurunya. Apalagi si speaker ini monoton. Gitu-gitu aja. Kita nggak bisa merasakan sensasi diajar guru killer atau guru yang sedang PMS. Dan karena itu pula, kadang kata-kata yang muncul lucu-lucu. Saya pernah lihat nih di IG, capture-an duolingo waktu si pembelajar ini diminta menyusun kata-kata dari bahasa Belanda yang artinya 'Excuse me, I am a potato'. Dan yang saya dapat adalah...




Memrise

Saya belum lama ini mulai menggunakan Memrise, padahal situs ini diluncurkan pada 2010. Tidak jauh beda dengan duolingo sebenarnya, sebelas-dua belas. Bedanya situs ini (sesuai namanya) lebih jago untuk memorizing, mengingat. Ketika ada satu kata yang sulit untuk kita ingat, akan ada 'mem' yang membantu kita mengingat kata itu. Misalnya, 'mem' untuk 'ottaa' (to take, finnish) adalah 'otter', atau 'mem' untuk 'tietää' (to know, finnish) adalah 'THEATRE (tietää)' XD



Situs ini juga ada speakernya, dan jujur saja speakernya lebih lively daripada duolingo :P Cara belajarnya juga sebelas-dua belas dengan duolingo, tetapi di situs ini kalau kita masih sering berbuat kesalahan, maka kata itu diulang-ulang sampai kita bisa. Kata itu juga bakal ditandai sebagai kata sulit. Review juga muncul secara otomatis sehingga kalau kita mau review langsung klik menu review yang tersedia.

Sayangnya lagi-lagi bahasa-bahasa di situs ini kebanyakan bahasa-bahasa major atau bahasa yang banyak dipelajari. Sebenarnya ada beberapa bahasa yang belum terlalu booming dipelajari tapi tersedia, bedanya course bahasa-bahasa yang seperti ini coursenya tidak banyak.

Btw sebenarnya Memrise ada yang berbayar, tapi yang free juga asik! Untungnya, dia lebih accessible meskipun free :)

Situs berbayar dan saya tidak terlalu suka menggunakannya :

Babbel


Babbel keliatannya memang lebih 'wah' tampilannya, kayak buku les yang mahal itu. Di situs ini ada bahasa Indonesia juga lho. Tapi ketika saya coba menggunakan situs ini, ternyata ribet banget karena dikit-dikit keluar pertanyaan yang harus diisi seperti berapa usia kita, ngapain belajar bahasa ini, dsb. Pas masuk ke level yang lebih tinggi, ternyata harus bayar juga. Ah...


Busuu


Saya kenal Busuu dari SMA dulu, ketika guru saya menyarankan murid-muridnya bikin account di Busuu. Least favourite karena kita harus bayar :/

Sebenernya ada Livemocha juga.


Situs ini sebenernya free, kita ga perlu ngeluarin duit asli sedikitpun. Pas kita masuk akun ini, kita akan dikasih 'duit' sama situs ini dan uang itu bisa kita pake buat beli 'course'. Kita bisa dapet duit dengan mengikuti course, jadi tiap jawaban benar kita bisa dapet duit.  Kita juga bisa dapet duit dengan jadi tutor users lain, jadi sebelas-dua belas sama interpals : kita harus berinteraksi dengan orang lain. Saya masih mencoba menggunakan situs ini sih sebenernya, tapi sampai sekarang saya masih belum dapet 'fun'-nya.

Saya sendiri lebih suka pakai memrise & duolingo untuk belajar bahasa dan interpals untuk belajar budaya. Di memrise saya lebih banyak menghafal, di duolingo saya belajar grammar, di interpals saya praktek. Di situs-situs ini kita bisa belajar lebih dari satu bahasa secara bergantian. Jadi kadang saya belajar bahasa Perancis sejam, lalu sejam lagi menajamkan kemampuan bahasa Jerman saya. Yah lumayan, sekarang saya bisa sedikit-sedikit membalas chat teman dengan bahasa Perancis setelah pakai Memrise dan vocab saya jadi tambah banyak dengan pakai duolingo. Semoga akhir tahun ini saya bisa mahir berbicara bahasa Jerman dan Perancis, dan bisa mulai belajar bahasa Belanda tahun depan.

Nah, saya akan lanjut belajar lagi sekalian menunggu teman-teman dari Thailand keluar kelas. Kalau ada yang mau belajar bahasa mulai dari Inggris, Jerman, Perancis, Jepang sampai Korea, silakan mencoba situs-situs di atas. Jangan takut! Selamat belajar! ~(*3*~)(~*3*)~

UPDATE :
Yak, ternyata Livemocha udah permanently closed terhitung sejak 22 April 2016. Yaaaaaaah.