Labels

Jan 29, 2018

Mulailah dengan Melantur

Malam itu semua orang sudah tidur kecuali dua remaja perempuan yang nyaris tersirep tapi masih kukuh dalam obrolan tentang makanan.

"Iyaaaa... jadi.. mangkok mie ayamnya dibor gitu."
"Ha? Kok dibor?"
"EH ANU MAKSUDNYA DIBUANG!"
"Ehehehehehehe."

Lalu mereka jatuh tertidur setelah mangkok mie ayamnya dibor, eh dibuang.

Sekarang bayangkan jika kita harus terlibat pembicaraan serius di saat kita tidak lagi tersirep. Misalnya pembicaraan tentang isi hati yang ingin disampaikan seorang laki-laki pada gebetannya yang nyaris tidak peduli.

"Jadi tadi aku nelen permen karet gitu di sekolah, Mas."
"aku suka deh sama kamu."
"Lah? Kenapa?"
"gapapa, suka aja.."
"Ih aku suka banyak hal lain sih mas"
"ANJIR ITU TADI ANU, HAPEKU DIBAJAK TEMEN NIH!"
"..."
"Jadi gimana, kok bisa nelen permen karet?"

Ketika ditolak, mulailah melantur.

Permisalan yang lain adalah ketika ada guru yang menemukan bahwa kita dan teman-teman lebih suka main UNO di barisan belakang daripada menyelesaikan persamaan kuadrat.

"Berapa hasilnya anak-anak?"
"Heeeeee itu jadinya plus berapa?"
"+12 totalnya hahahahahaha"
"Berapaaaaaa?"
"+12!"
"+12? Bener apa salah? Kok bisa? Itu yang di belakang lagi apa?"
"Bener Bu! Sekitaran itu lah hasilnya, ini kami lagi ngitung ulang. Itu soalnya bener kan ya Bu?"

Ketika terciduk, mulailah melantur.

Contoh lain mungkin ketika kita iri tapi nggak ingin orang lain tahu.

"Eh kemarin kami pergi ke konser Via Vallen loh, ampun bagus banget deh suaranya waktu live"
"Iya nyesel banget pasti kamu nggak ikut kan?"
"Nggak juga sih, aku ga suka Via Vallen lagian."
"Lah katanya kamu fans berat dia, gimana sih?"
"Eh minggu depan aku mau ke Semarang nih main-main di Lawang Sewu, mau ikut nggak?"

Ketika ketahuan, mulailah melantur.

Atau ketika ketahuan sesuatu yang lain...

"Mbaaaaak, kamu yang makan cilok aku di kulkas, kan? Kamu kaaaan?"
"Nggaklah, ngapain coba?"
"Kan kamu yang pertama kali buka kulkas pas udah sampe rumah, pasti mbak!"
"LUCUUUUU DEH BAJUNYA DI OLSHOP INI, LIAT DEH!"

Ketika dicurigai, mulailah melantur.

Seperti yang dilihat, mengungkapkan sebuah kebenaran, mengakui sesuatu, atau menghindar dari sebuah kesalahan itu tidak mudah. Juga sebenernya tidak selalu berakhir baik, tapi kadang itu dilakukan untuk menghindari pertikaian dan perpecahan. Mulailah dengan melantur.

Jadi, kapan kamu mau mulai bilang sayang sama aku? Aku siap melantur.


*on a collaborative work with Celina about 'How to Start Something'

No comments:

Post a Comment