Masalah antara orang pacaran yang LDR adalah jarak.
Jarak. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Berdasarkan hukum LDR, jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua insan *ciah!
Definisi lain ada :
- ber•ja•rak : ada antaranya (jaraknya)
- men•ja•rak : membuat jarak; menjadi terpisah; menjauh; menjauhkan diri
- men•ja•rak•kan : membuat agar ada jarak; merenggangkan; memisahkan; menceraikan
Saya dan dia LDR. Itu berarti kami berjarak. Ada "antara" ditengah-tengahnya. Dan jarak kita bukan sembarang jarak. Kami dipisahin sama beratus-ratus kota, dipisahin beratus-ratus pulau, dipisahin beberapa negara, kami terpisah beberapa samudra, kita dipisahin sama benua.
Eropa Utara - Asia Tenggara. Finlandia - Indonesia. *wow so far isn't it , babe? :')*
Whoa! |
Jangan tanya saya berapa jarak pasti Indonesia-Finlandia. Don't ever ask me how far is pacific ocean from arctic ocean. Jawabannya sama : saya. nggak. tau! Yang kita tau pasti, kita berjarak. Jauh banget. Miles away, hours apart. Nggak jarang kami jadi berantem gara-gara waktu kita yang nggak pernah ketemu. Yang satu bangun, yang lain berangkat tidur.
Nggak sekali dua kali saya diminta putus. Sama temen, bahkan sama guru yang katanya bisa membantu dalam urusan cinta-cintaan. Nggak jarang juga sebenernya saya ngerasa nggak bisa lanjut. Yah, saya pernah pengen putus. Wajar? Menurut saya wajar. Kadang saya menjarak, menjauhkan diri. Atau kadang dia yang menjarak. Tapi semakin kami membuat jarak terhadap satu sama lain, barulah kami ngerasa bahwa kami saling membutuhkan. Meskipun ada jarak yang jauuuuh banget tadi tapi kami sepakat menganggap kalo itu hal yang "spesial" dari kami.
Saya terharu banget waktu dia bilang, "True love can travel the distance if you want to...". If we want to. Berarti ini adalah pilihan. Saya dan dia, udah memilih untuk terus lanjut.
Kadang saya iri sama temen-temen saya. Mereka bisa duduk sebangku di kelas, mereka bisa saling mengunjungi ke kelas masing-masing, mereka bisa jalan bareng, mereka bisa sms-an dan telfon2-an. Jadwal pacaran saya bergantung sama waktu. Dan juga koneksi internet. Selain itu nggak ada. Kalo mau ketemuan ya nge-cam, selebihnya cuma "ngobrol". No text messages, No calls.
Saya sadar LDR banyak konsekuensinya. Dalam hal ini kepercayaan dan kesabaran saya terhadap orang lain diuji. Andaikata ini ujian sungguhan, mungkin udah puluhan kali saya remedi. Banyak banget masalah yang muncul. Cemburu pasti muncul ketika seorang cewek menemukan bahwa cowoknya dekat dengan cewek lain. Rasa kecewa pasti muncul ketika seseorang ingkar janji.
Rasa sedih muncul ketika kami sadar jarak yang harus kami lewatin besar sekali. Bigger than spaces between our fingers.
Jarak. jarak. Gue ngulangin kata jarak sampe kata tersebut udah nggak ada artinya lagi - Raditya Dika
Buat kami jarak udah nggak ada artinya lagi. Because our heart is one somehow. Raga kami berjarak, tapi hati menyatu. Seorang temen saya bilang "orang LDR itu sama aja nggak punya pacar". Kalo gitu saya berasumsi dia yang belum tau rasanya LDR. Dahsyat bung! Kapan lagi ngerasa senang setengah mati ketika bisa liat wajahnya langsung. Kapan lagi bisa merasa sebegitu kangennya karena lama nggak ketemu? *saya nggak bisa menjelaskan detail sih, it's so difficult to find the right words :)
Kami percayakan semua sama waktu. Biar waktu yang nentukan apakah kami boleh ketemu atau nggak. Apakah kami boleh lanjut apa nggak. Saya cuma berharap I worth the wait. Sampe sekarang, dreams still the only way I can touch him for real. But someday our hands will holding each other's
So please, don't judge a couple based on what you see, you don't know what those two people have been through together. :)
p.s : Happy 17th Birthday my Bule, ILY :*
No comments:
Post a Comment